Searching
Change Language

Selasa, 04 Februari 2014

Al Habib Ali bin Husein bin Muhammad bin Ja'far Al Athas ( BUNGUR )

0 komentar
 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Pejuang Islam pecinta Rasulullah – Ahlulbait Al-Habib Ali bin Al Habib Ali bin Husein Al-Attas, beliau lebih dikenal dengan sebutan Habib Ali Bungur. Beliau merupakan rantai jaringan Ulama Betawi sampai sekarang ini. Beliau memiliki jasa yang sangat besar dalam menorehkan jejak langkah dakwah dikalangan masyarakat Betawi. Beliau menjadi rujukan umat di zamannya, Al-Habib Salim bin Jindan mengatakan bahwa Al-Habib... Ali bin Husein Al-Attas dan Al-Habib Ali Kwitang bagaikan kedua bola matanya, dikarekan keluasan khazanah keilmuan kedua habib itu.

silsilah beliau adalah : Al-Habib Ali bin Husein bin Muhammad bin Husein bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husein bin Al-Imam Al-Qutub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Agil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Mauladawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghuyyur bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammmad Sahib Mirbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-‘Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Ali Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam.

Beliau lahir di Huraidhah, Hadramaut, pada tanggal 1 Muharram 1309 H, bertepatan dengan 1889 M. semenjak usia 6 tahun beliau belajar berbagai ilmu keislaman pada para ulama dan auliya yang hidup di Hadramaut saat itu, sebagaimana jejak langkah generasi pendahulunya, seelah mendalami agama yang cukup di Hadramaut, pada tahun 1912 M beliau pergi ke tanah suci unuk menunaikan haji serrta berziarah ke makam datuknya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam di Madinah. Disana beliau menetap di Makkah. Hari-hari beliau dipergunakan untuk menimba ilmu kepada para ulama yang berada di Hijaz. Setelah 4 tahun (tak banyak sejarawan yang menulis bagaimana perjalanan beliau hingga kemudian tiba di Jakarta) setelah menetap di Jakarta, beliau berguru kepada para ulama yang berada di tanah air,diantaranya : Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas (Empang-Bogor), Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas (Pekalongan) dan Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya), Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor (Bondowoso).

Di daerah Cikini beliau tinggal, sebuah kampung yang masyarakatnya hidup dibawah gais kemiskinan. Beliau tinggall bersama-sama rakyat jelata. Setiap orang mengenal Habib Ali, pasti akan berkata “hidupnya sederhana,tawadhu’,teguh memegang prinsip, menolak pengkultusan manusia, berani membela kebenaran, luas dalam pemikiran, mendalam di bidang ilmu pengetahuan, tidak membeda-bedakan yang kaya dan yang miskin, mendorong terbentuknya Negara Indonesia yang bersatu, utuh serta berdaulat, tidak segan-segan menegur para pejabat yang mendatanginya dan selalu menyampaikan agar jurang antara pemimpin dan rakyat dihilangkan, rakyat mesti dicintai,”hal inilah yang menyebabkan rakyat mencintai Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas, beliau tidak pernah menadah tangannya kepada orang-orang kaya harta, sebab beliau memiliki kekayaan hati, beliau tidak mau menengadahkan tangannyadibawah, kecuali hanya memohon kepada Rabbul ‘Alamin. Beliau memiliki ketawakalan yang tinggi kepada Allah azza wa jalla. Beliau selalu mengorbankan semangat anti penjajah dengan membawakan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam yang menganjurkan melawan penjajah. “Penjajah adalah penindas, kafir dan wajib diperangi” begitulah yang sering beliau ucapkan. Beliau tergolong pejuang yang anti komunis. Pada masa pemberontakan PKI, beliau selalu mengatakan bahwa “PKI dan komunis akan lenyap dari bumi Indonesia dan rakyat akan selalu melawan kekuatan atheis. Ini berkah perjuangan para ulama dan auliya yang jasadnya bertebaran di seluruh nusantara”.

Semasa hidupnya beliau tidak pernah berhenti dan tak kenal lelah dalam berdakwah. Salah satu karya terbesar beliau adalah kitab Tajul A’ras fi Manaqib Al-Qutub Al-Habib Sholeh bin Abdullah Al-Attas, sebuah kitab sejarah para ulama Hadramaut yang pernah beliau jumpai, dari masa penjajahan Inggris di Hadramaut, sehingga sekilas perjalanan para ulama Hadramaut di Indonesia. Buku itu juga berisi tentang beberapa kandungan ilmu tasawuf dan Thariqah Alawiyah. Semasa hidupnya beliau selalu berjuang membela umat, kesederhanaan serta istiqomahnya dalam mempraktekkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari menjadi taulan yang baik bagi umat. Beliau selalu mengajarkan dan mempraktekkan bahwa islam mengajak umat dari kegelapan pada cahaya yang terang, membawa dari taraf kemiskinan kepada taraf keadilan dan kemakmuran dan beliau pun wafat pada tanggal 16 Februari 1976, jam 06:10 pagi dam usia 88 tahun dan beliau dimakamkan di pemakaman Al-Hawi, condet Jakarta timur.

Radio dan pers Indonesia sejak tanggal 16 dan 17 Februari 1976, terus mengumandangkan berita duka cita atas berpulangnya ke Rahmatullah Ulama Besar Indonesia, Habib Ali bin Husen Al-Athas. Dalam usia 88 tahun, almarhum wafat pada tanggal 16-2-1976 jam 06.10 pagi. Kontan berbagai penerbitan memberitakan headlines, dan beberapa harian antara lain: Merdeka, Berita Buana, Kompas, Pos Kota, Pelita, Kantor Berita ANTARA secara nasional memberikan pemberitaan ditempat terhormat. Sementara itu radio-radio Asy-Syafi’iyyah, At-Tahyriah serta Cendrawasih setiap 15 menit memberikan kabar dukacita ini diselingi pengajian-pengajian Al-Quran. Kantor Berita Antara mewartakan pada tanggal 16-2-1976, bahwa ribuan pengikut Almarhum yang mendengar berita wafatnya Habib Ali bin Husin mendatangai kediamannya untuk memberikan penghormatan terakhir. Sedangkan upacara penguburan tanggal 17 Februari 1976, di Kramat Jati, Cililitan, ratusan ribu rakyat mengantarkan ulama besat itu ketempat peristirahatannya yang terakhir. Upacara penguburan dipimpin resmi oleh ketua DPR/MPR Dr.Idham Khalid, serta dihadiri oleh puluhan ulama dan pemimpin Rakyat serta pejabat negara dai Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura. Pembacaan talqin menurut harian “Pelita” dibacakan oleh ulama Jawa Tengah, Habib Ali bin Ahmad Al-Attas.

Sedikit tentang Almarhum


Habib Ali bin Husin Al-Attas lebih dikenal sebagai Habib Ali Bungur ni, karena almarhum lama sekali

Selasa, 30 Juli 2013

"14 KEMULIAAN WANITA MUSLIMAH YANG SEDANG HAMIL"

0 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
14 Kemulian Wanita Muslimah Yang Sedang Hamil

1. Apabila seorang perempuan mengandung dalam rahimnya, maka beristighfarlahpara malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

2. Apabila seorang perempuan mulai sakit hendak bersalin atau melahirkan, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang berjihad di jalan Allah SWT.

3. Apabila seorang perempuan melahirkan anak, hilanglah dosa²nya seperti keadaan ia baru dilahirkan.

4. Apabila telah lahir anaknya lalu disusuinya, maka bagi ibu itu setiap setegukan dari pada susunya diberi 1 kebajikan.

5. Apabila semalaman si ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.

6. Rakaat shalat wanita yang sedang hamil adalah lebih baik dari pada 80 rakaat shalat wanita yang tidak hamil.

7. Wanita yang memberi minum air susu (ASI) kepada anaknya dari dirinya sendiri akan mendapat 1 pahala pada tiap² tetes susu yang diberikannya.

8. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anaknya yang sakit akan diampunkan oleh Allah SWT seluruh dosanya dan bila ia menghibur hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadah.

9. Wanita yang hamil akan dapat pahala terus berpuasa pada siang hari.

10. Wanita yang hamil akan dapat pahala terus beribadah pada malam hari.

11. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun shalat dan puasa, serta setiap kesakitan pada 1 uratnya Allah SWT mengkurniakan 1 pahala haji.

12. Sekiranya wanita mati di masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dianggap sebagai mati syahid.

13. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo (2,5 tahun), maka malaikat² dilangit akan kabarkan berita bahwa syurga wajib baginya.

14. Jika wanita memberi susu dirinya pada anaknya yang menangis, Allah SWT akan memberi pahala 1 tahun shalat dan berpuasa.

Subhanallah...
Betapa mulianya wanita hamil, tentunya dengan jalan kehamilan yang diridhai oleh Allah SWT, bukan dengan cara kehamilan yang Na'udzubillah..
 Sumber :  Islamic Motivation

Sabtu, 20 April 2013

0 komentar
CERAMAH AL-WALID AL-HABIB ABDURAHMAN ASSEGAF

Kamis, 31 Januari 2013

WANITA PERTAMA YANG MASUK SURGA

0 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

WANITA PERTAMA YANG MASUK SURGA

Suatu ketika, Siti fatimah bertanya kepada Rosulullah. Siapakah Perempuan yang kelak pertama kali masuk surga? Rosulullah menjawab:” Dia adalah seorang wanita yang bernama Muti’ah”.

Siti Fatimah terkejut. Ternyata bukan dirinya, seperti yang dibayangkannya. Mengapa justru orang lain, padahal dia adalah putri Rosulullah sendiri? Maka timbullah keinginan fatimah untuk mengetahui siapakan gerangan permpuan itu? Dan apakah yang telah di perbuatnya hingga dia mendapat kehormatan yang begitu tinggi?

Setelah minta izin kepada suaminya, Ali Bin Abi Thalib, Siti Fatimah berngkat mencari rumah kediaman Muti’ah. Putranya yang masih kecil yang bernama Hasan diajak ikut serta.

Ketika tiba di rumah Muti’ah, Siti Fatimah mengetuk pintu seraya memberi salam, “Assalamu’alaikum…!”

“Wa’alaikumussalaam! Siapa di luar?” terdengar jawaban yang lemah lembut dari dalam rumah. Suaranya cerah dan merdu.

“Saya Fatimah, Putri Rosulullah,” sahut Fatimah kembali.

“Alhamdulillah, alangkah bahagia saya hari ini Fatimah, putri Rosululah, sudi berkunjung ke gubug saya,” terdengar kembali jawaban dari dalam. Suara itu terdengar ceria dan semakin mendekat ke pintu.

Jumat, 18 Januari 2013

Al Habib Husein bin Abubakar Al Aydrus

0 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

KRAMAT LUAR BATANG

Al Habib Husein bin Abu Bakar Al Aydrus dilahirkan di Yaman Selatan, tepatnya di daerah Hadhramaut, tiga abad yang silam. Beliau dilahirkan sebagai anak yatim, yang dibesarkan oleh seorang ibu dimana sehari-harinya hidup dari hasil memintal benang pada perusahaan tenun tradisional. Husein kecil sungguh hidup dalam kesederhanaan.

Setelah memasuki usia belia, sang ibu menitipkan Habib Husein pada seorang “Alim Shufi”. Disanalah ia menerima tempaan pembelajaran thariqah. Di tengah-tengah kehidupan diantara murid-murid yang lain, tampak Habib Husein memiliki perilaku dan sifat-sifat yang lebih dari teman-temannya.

Kini, Al Habib Husein telah menginjak usia dewasa. Setiap ahli thariqah senantiasa memiliki panggilan untuk melakukan hijrah, dalam rangka mensiarkan Islam ke belahan bumi Allah. Untuk melaksanakan keinginan tersebut Habib Husein tidak kekurangan akal, ia bergegas menghampiri para kafilah dan musafir yang sedang melakukan jual-beli di pasar pada setiap hari Jumat.

Setelah dipastikan mendapatkan tumpangan dari salah seorang kafilah yang hendak bertolak ke India, maka Habib Husein segera menghampiri ibunya untuk meminta ijin.

Walau dengan berat hati, ibunya harus melepaskan dan merelakan kepergian puteranya. Habib Husein mencoba membesarkan hati ibunya sambil berkata,  "Janganlah takut dan berkecil hati, apapun akan ku hadapi, senantiasa bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya ia bersama kita.” Akhirnya berangkatlah Al Habib Husein menuju daratan India.


Syech Abdul Qodir Al Jaelani RA

0 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Pembaca yang dirahmati Alloh,
Berikut ini kisah karomah Sulthonul Auliya Asy-Syekh Abdul Qodir al-Jilany RA.

1. Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat:
Pada suatu hari, di tahun 537 Hijrah, seorang lelaki dari kota Baghdad (dikatakan oleh sesetengah perawi bahawa lelaki itu bernama Abu Sa‘id ‘Abdullah ibn Ahmad ibn ‘Ali ibn Muhammad al-Baghdadi) datang bertemu asy-Syaikh Jilani, dan berkata, bahwa dia mempunyai seorang anak dara cantik berumur enam belas tahun bernama Fatimah. Anak daranya itu telah diculik (diterbangkan) dari atas anjung rumahnya oleh seorang jin.


Maka asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menyuruh lelaki itu pergi pada malam hari itu, ke suatu tempat bekas rumah roboh, di satu kawasan lama di kota Baghdad bernama al-Karkh.
“Carilah bonggol yang kelima, dan duduklah di situ. Kemudian, gariskan satu bulatan sekelilingmu di atas tanah. Kala engkau membuat garisan, ucapkanlah “Bismillah, dan di atas niat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ” Apabila malam telah gelap, engkau akan didatangi oleh beberapa kumpulan jin, dengan berbagai-bagai rupa dan bentuk. Janganlah engkau takut. Apabila waktu hampir terbit fajar, akan datang pula raja jin dengan segala angkatannya yang besar. Dia akan bertanya hajatmu. Katakan kepadanya yang aku telah menyuruh engkau datang bertemu dengannya. Kemudian ceritakanlah kepadanya tentang kejadian yang telah menimpa anak perempuanmu itu.”
Lelaki itu pun pergi ke tempat tersebut dan melaksanakan arahan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani itu. Beberapa saat kemudian datanglah jin-jin yang mencoba menakut-nakuti, tetapi jin-jin itu tidak kuasa melintasi garis bulatan itu. Jin-jin itu datang bergantian, kelompok demi kelompok. Dan akhirnya, datanglah raja jin yang sedang menunggang seekor kuda beserta satu angkatan yang besar dan hebat.

Member IBC ( Islamic Birthday Community )

0 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Syafik Hamdan Lahir hari Jum'at tanggal 23 Desember 1994M / 21 Rajab 1415H
Ade Saputra Chaerullah (Khayarullah) Lahir hari Selasa tanggal 30 Januari 1996M / 10 Ramadhan 1416H
Ari Widodo Lahir hari Minggu tanggal 21 Mei 1995M / 22 Dzulhijjah 1415H
older post